Just a Story

your life is just a sketch by pencil in your heart and your mind.



Hadiri pemakamanmu

Hingga aku siap saat ini
Aku yakin kau tak sadari
Sudah ku hitung waktu
Sampai tepat saatnya itu

Sejak kau pergi
Sejak kau putuskan tuk jauhi
Kau tak lagi di bumi
Ada yg membawamu jauh pergi
Mungkin luar angkasa atau hanya angin

Mata ini baik baik saja
Tak perlu ada air mata
Jangankan luka yg pernah ada
Sakitnya tak buat trauma

Mengiring kepergianmu
Mengiring kematianmu
Dari hati dan pikiran ku
Dari hari-hariku

Tak ada tangisan
Hanya diam
Tak ada doa
Hanya roda

Hingga kini menghadiri pemakamanmu
Aku belum terima
Jasad yg pernah buat mencinta
Kini mati tinggalkan kecewa



Kuseduhkan kopi untukmu.

Gemuruh ombak bergema diudara
Kirimi air hujan sebagai pesan dari samudera

Aku yg malam ini merindu
Tak tersembuhkan oleh temu

Kuseduhkan kopi dan kau habiskan malam ini denganku

Kuseduhkan kopi untukmu dan sisa hidupmu bersama ku

Pekatnya kopimu asamnya aroma
Tak biarkan kita berpeluk tanpa cinta

Gelas dikirimu aku dipangkumu
Tak biarkan aku khawatir selalu

Solo, 27 desember 2016



Samudera

Samudera bukan laut

Tak sekedar ombak tapi badai

Ada makna di balik namanya
Ada kekuatan di balik tenangnya

Segumpal darah kau hadirkan
Generasi kau lahirkan
Kabar baik kau sebarkan

Laki-laki
Pemberani

Berjuang menafkahi
Belari-lari demi yg ia cintai

Ku yakin teguhnya tak hanya segini
Ku percaya macho-nya lebih dari seberapa



Desak

Desak
Penuh sesak

Kesal
Penuh sesal

Keadaan menghimpit
Perlakuan menghakimi
Aku di antara gemuruh bising tuntutan

Sorotan kota tak lagi gemerlap
Derit obrolan tongeret kini dihadap
Sepi tak lagi sunyi

Apa lagi?
Siapa lagi?
Menuntun untuk menuntut
Mengajak untuk menjebak
Jalan melalui jalan yg dipilih
Bukan yg ditaksir
Takdir



Bersama

Bersama tak berarti aku dan seseorang.
Bersama berarti aku dan sesuatu.
Aku dan harap bisa bersama.
Aku dan luka bisa bersama.
Bisa aku dan cinta.
Boleh jadi aku dan rasa.
Tapi akankah aku dan kata.
Kata “kita”.