Kuseduhkan kopi untukmu.
Gemuruh ombak bergema diudara
Kirimi air hujan sebagai pesan dari samudera
Aku yg malam ini merindu
Tak tersembuhkan oleh temu
Kuseduhkan kopi dan kau habiskan malam ini denganku
Kuseduhkan kopi untukmu dan sisa hidupmu bersama ku
Pekatnya kopimu asamnya aroma
Tak biarkan kita berpeluk tanpa cinta
Gelas dikirimu aku dipangkumu
Tak biarkan aku khawatir selalu
Solo, 27 desember 2016
Samudera
Samudera bukan laut
Tak sekedar ombak tapi badai
Ada makna di balik namanya
Ada kekuatan di balik tenangnya
Segumpal darah kau hadirkan
Generasi kau lahirkan
Kabar baik kau sebarkan
Laki-laki
Pemberani
Berjuang menafkahi
Belari-lari demi yg ia cintai
Ku yakin teguhnya tak hanya segini
Ku percaya macho-nya lebih dari seberapa
Desak
Desak
Penuh sesak
Kesal
Penuh sesal
Keadaan menghimpit
Perlakuan menghakimi
Aku di antara gemuruh bising tuntutan
Sorotan kota tak lagi gemerlap
Derit obrolan tongeret kini dihadap
Sepi tak lagi sunyi
Apa lagi?
Siapa lagi?
Menuntun untuk menuntut
Mengajak untuk menjebak
Jalan melalui jalan yg dipilih
Bukan yg ditaksir
Takdir
Tidak ada komentar :
Posting Komentar