Sembari melangkah dan berfikir
Hari ini, ada hati yang kecewa. Ketika rindu berujung temu, namun hanya ada sapa tanpa makna. Bicara sembari berlalu, mengajak canda namun tak menatap. Hilang bersama langkah yang tak sejajar.
Seharusnya aku mengenalmu. Atau tak seharusnya. Kecewa.
Aku tak bisa menatapmu lebih lama. Aku tak sanggup di dekatmu lebih lama. Entah kenapa.
Aku bisa apa, jika kau hanya melihatku dibelakangmu. Aku bisa apa, jika rasa yang kusimpan tak bisa kuungkap.
Aku senang kau bisa memilih siapa dengan siaoa kau bahagia. Aku cukup memastikan jika kau tak bahagia dengannya, aku disini terus berusaha untuk kau bahagia. Walau tak denganku.
Silahkan mendua
Silahkan untukmu, untuk mendua. Tak ada salahnya kau mencari rasa yg pada diriku tak ada. Tak ada salahnya pun jika dia tau jadi yang kedua.
Mengapa kau ingin mendua?
Jika semua rasa dan cinta aku punya
Jika semuanya yg kau mau ada
Jika semua kasih dan sayang kita bisa
Silakan mendua
Dengan izinku kau boleh pergi dengannya
Dengan restu ku kau boleh berbagi tawa
Asal kau bahagia, aku juga
Jangan mendua
Jika kau hanya menyakitinya
Jika kau masih punya rasa setia
Jika kau memang ingin kita selamanya
Kau boleh mendua
Kau ku izinkan mendua
Ku restui kau mendua
Silahkan kau mendua
*Sebuah cerita seorang teman yg sudah menikah, dan mengijinkan pasangannya untuk mendua. Hanya dengan syarat: 'aku harus tau, dan kau boleh lakukan apapun yg kamu mau.' Membuat saya mengerti bahwa keterbukaan sangat penting dalam menjalin hubungan. Thank Dhi and Rhi. Kalian hebat.
Mengapa Harus Jumpa
Tak bicara
Laki-laki dengan tattoo bertuliskan nama perempuan lain.
Dituntut Bertarung
Menghindari kecewa
Memandang Gelap
Temenan yuk.
Malam ini.
Little fun trip
New Year Lettering
Letering on the middle night |
Lettering on 1st January 2015 |
Semoga tahun ini semua dalam keadaan sehat dan bahagia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar